Jumat, 05 Agustus 2011


HOMEOSTASIS : KETAWADZUNAN DALAM HIDUP
                Homeostasis adalah sebuah mekanisme pengaturan di dalam tubuh untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan fungsi tubuh. Contoh homeostasis misalnya pada mekanisme pengaturan kadar gula dalam darah oleh hormon insulin dan glikogen. Pada saat kita banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak karbohidrat maka kadar gula dalam darah akan meningkat. Kondisi yang tidak seimbang ini merangsang pankreas mengaktifkan insulin untuk mengubah glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan di dalam hati. Ketika kadar gula darah rendah maka glikogen akan di aktifkan untuk memecah glikogen di dalam hati menjadi glukosa dalam darah.
                Mekanisme homeostasis sangat penting bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan dalam tubuh. Ketika keseimbangan dalam tubuh terganggu, maka fungsi tubuhpun akan terganggu dan menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Misalnya, ketika tubuh kekurangan insulin maka kadar gula dalam darah akan semakin meningkat. Meningkatnya kadar gula dalam darah sampai pada kadar jauh di atas normal dapat menyebabkan penyakit Diabetes mellitus (kencing manis) yang menyebabkan nyeri pada anggota gerak bahkan sampai tidak bisa digerakkan.
                Maha suci Allah yang telah menciptakan langit, bumi beserta isinya dengan penuh keteraturan dan keseimbangan. Dari mekanisme homeostasis dalam tubuh, kita dapat mengetahui betapa pentingnya arti sebuah keseimbangan. Maka seluruh aspek kehidupan berada dalam tataran keseimbangan. Allah menjadikan siang untuk beraktivitas dan bekerja memenuhi kebutuhan hidup, dan diseimbangkan dengan hadirnya malam sebagai waktu untuk beristirahat. Panas diciptakan berpasangan dengan hujan, lapar berpasangan dengan kenyang, kaya berpasangan dengan dengan miskin, senang berpasangan dengan susah. Semua diciptakan berpasangan untuk tetap mempertahankan keseimbangan dan keteraturan dalam hidup. Bahkan sampai hal terkecil pun membutuhkan sebuah keseimbangan. Burung tidak akan bisa melayang di udara tanpa mempertahankan keseimbangan oleh kedua sayapnya.
                Sebagai mahasiswa maka hendaklah kita mampu menyeimbangkan antara ilmu dan iman. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qur’an Surah Mujadallah ayat 11 :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Mujadallah:11)
                Dari ayat tersebut Allah memasangkan kata imandan ilmu. Allah tidak menyatakan iman dan ilmu secara terpisah. Ayat tersebut menjelaskan bahwa iman dan ilmu harus dimiliki dalam komposisi yang seimbang. Ketika ilmu dimiliki tanpa keimanan yang kokoh maka dapat menimbulkan sikap egois dan kesombongan pada diri, karena kita merasa bahwa ilmu yang kita peroleh adalah murni hasil jernih payah kita dalam belajar dan menuntut ilmu sehingga ketika menghadapi kegagalan, kita akan merasa kecewa dan putus  asa bahkan sampai pada tingkat depresi. Hal tersebut di karenakan kealpaan kita bahwa ada Allah yang memberikan rahmatnya kepada kita dalam bentuk akal yang cerdas serta kesehatan sehingga kita dapat menuntut ilmu. Banyak para ilmuwan yang menjadikan ilmu pengetahuan sebagai sumber kehidupan, sehingga kepercayaannya pada Tuhan hilang (Atheis). Allah telah membuktikan bahwa ilmu pengetahuan yang dimilki manusia tidak ada apa-apanya. Tsunami di jepang ternyata mampu menghancurkan teknologi nuklir yang merupakan hasil ilmu pengetahuan manusia hanya dalam hitungan menit. Begitu juga dengan iman harus di aplikasikan dengan ilmu. Tanpa ilmu kita tidak kita tidak dapat beribadah dengan benar. Padahal ibadah adalah wujud keimanan. Tanpa ilmu kita juga tidak dapat menajalankan kehidupan dengan baik. Kita akan mudah tertipu dan kehidupan akan semakin terpuruk.
                Maka Allah pun mengajarkan kita bagaimana menjaga keseimbangan (Tawadzun) antara iman dan ilmu.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (QS. Al-A`la : 1)
                Tuntutlah ilmu untuk memudahkan kita dalam menjalankan hidup. Dan ilmu apapun yang kita pelajari  hendaknya mampu meningkatkan iman kepada Allah yang telah menciptakan langit, bumi dan isinya sehingga kehidupan kita pun akan seimbang dan teratur, demi terciptanya kebahagiaan di dunia serta beroleh syurga di akhirat.
By : Qothrunnada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar